Annyeong^^ saia kembali dengan lanjutan ff ku ini mian kalo lama
banget, semoga ceritanya ga pada lupa n juga dapat menghibur siapapun
yang baca. Amin... Apalagi bacanya ditemenin ama musiknya INFINITE :D
OnKey langsung aja...
^Happy Reading^
Voice of My Heart
Author : Widya Vitaloka Setiawati
Genre : Friendly, Family, Romance
Lenght : 2 of 3
Cast :
-Shin Chayu *original Cast*
-Infinite Lee Howon (Hoya)
-Infinite Kim Myungsoo (L)
-Song Minjin (Author) *eksis itu penting haha XD*
-Other cast
V o i c e of M y H e a r t
Ingin
rasanya seluruh perasaan yang terpendam selama ini dihati kita dapat
kita utarakan pada orang lain. Tapi itu benar-benar sangat sulit. Jika
hati kita dapat bersuara, ingin sekali rasanya menumpahkan segala
perasaan yang ada dihati. Tapi itu mustahil, karena nyatanya tak ada
seorangpun yang bisa mendengar suara hati kita, karena memang kita tidak
mau mengutarakannya. Kenapa hati kita begitu sulit untuk dipahami?
===AUTHOR PoV===
Pagi-pagi
ditaman belakang sekolah terdapat dua anak manusia yang berlainan jenis
sedang berbincang-bincang dengan asyiknya dibangku taman sekolah
tersebut, kedua anak manusia itu adalah sahabat yang sangat dekat.
"Eh
Sungjong... Aku ajarin nari GB dums... kamukan paling jago, yayaya...
Please..." ucap seorang yeoja memohon pada teman namjanya, Sungjong yang
memang sangat terkenal akan gerakannya yang sangat lues ketika menari
ala GB.
"Boleh. Tapi... wani piro
haha" jawabnya yang langsung membuat tawa mereka berdua meledak, namun
tawa mereka tak berlangsung lama karena tiba-tiba saja sebuah aura aneh
menyelimuti suasana pagi mereka yang cerah.
"Sungjongie, kau merasa ada yang aneh tidak?" tanya sahabat namja itu pada Sungjong.
"Ne Minjin-ah... aku merasakannya, ada apa ya?" tanya Sungjong balik dengan tampang horor, dan
'Puk' sebuah tangan mendarat dibahu keduanya dan mereka berduapun langsung berteriak hysterie.
"AAAAAaaaaaaaaaaaa"
"Kalian
berdua kenapa?" tanya seorang namja berambut lurus cepak yang tampan
dan mempesona yang tak lain dan tak bukan(?) adalah Myungsoo X3.
"AAAAAaaaaa.....
-___- Yaampon ternyata kau namja nyasar yang kemarin ya? Huh... bikin
kaget saja! Kirain hantu. Ada apa kau kemari? Nyasar lagikah" ucap Yeoja
bernama Minjin itu dengan tampang setengah shock(?) begitu pula
Sungjong.
"Tepat sekali. Mengganggu acara kami berdua saja." ucap Sungjong yang merasa ketenangannya dengan Minjin terganggu.
"Ani,
memangnya aku tak boleh bergabung dengan kalian?" tanya Myungsoo dengan
gaya co-olnya sambil duduk disebelah Minjin *Asyik XD*
"Boleh-boleh
saja si, hanya saja jangan keluarkan aura aneh seperti tadi, kau
benar-benar seperti L dikomik yang aku baca saja. Walaupun L karakter
dalam komik, tapi aura yang terpancar dari L hampir sama anehnya
denganmu. Ahaha... dan sepertinya kalau kami memanggilmu L tak buruk
juga, lagian tokoh L dikomik yang kubaca juga ga kalah keren darimu kok
hehe." ucap Minjin salting yang langsung membuat Myungsoo jadi tersenyum
geli *sapa yang ga bakal salting coba kalo ngomong ama namja TOP si?
X)*
"Emmm boleh juga..." ucap Myungsoo
yang seterusnya akan author ketik dengan nama L walaupun ntar
nyelip-nyelip nama aslinya dikit haha sambil tersenyum kearah Minjin dan
pastinya ini bikin author klepek-klepek ngebayanginnya #plakk
"Kacang mahal, kacang mahal!!!" ucap Sungjong dengan nada kesal karena merasa dikacangin oleh sahabatnya dan juga L.
"Haha...
Sabar ya Jong... Pasti, semuanya akan ada jalannya kok." ucap Minjin
yang langsung membuat Sungjong mengkerucutkan bibirnya.
"Huh,
lagi-lagi kata itu! Ada yang lain ga si?" ucap Sungjong jengkel dan
pastinya siapa saja yang merasa aku gituin haha XD Dan begitulah awal
mula kenapa Myungsoo bisa dipanggil L :D #halah
V o i c e of M y H e a r t
===Pulang sekolah===
"Chayu-ah... kau tak pulang?"
"Ah Sungjong-ssi hehe, ani... Aku... aku hanya sedang menunggu waktu latihanku tiba. Kau sendiri, kenapa belum pulang?"
"Ohoho,
aku sedang menunggu Minjin dan anggota baru kami yang aneh. Kau mau
ikut tidak kerumahku? Hari ini ummaku memasak banyak makanan hehe
sayangkan kalau tidak dihabiskan. Eottokhe?" tawar Sungjong yang sukses
membuat hati Chayu seperti dihantam palu besar.
"Aniya, gomawo Sungjong-ssi... Aku tidak ingin merepotkanmu :)" ucap Chayu sambil berusaha tersenyum.
"Ani,
ummaku pasti akan sangat senang kalau kau juga ikut. Lagipula tak
merepotkan kok. Iyakan Minjin-ah." ucap Sungjong yang langsung memberi
pertanyaan pada Minjin yang baru saja datang bersama L dan tentunya ia
kebingungan namun tetap saja menganggukkan kepalanya.
"Tuhkan... Tak akan merepotkan. Oh iya, kenalkan ini anggota baru kami, L."
"Heh?
Myungsoo? Sedang apa kau? L? Bagaimana kalian bisa saling kenal?
Padahal dia itu orang yang sangat ANEH!" ucap Chayu sambil memberi
penekanan diakhir kalimat dan menunjuk L dengan jari telunjuknya.
'Bletak'
Sebuah
jitakan mendarat mulus dikepala Chayu, siapa lagi kalau bukan L yang
melakukannya. Dan ini langsung membuat Sungjong dan Minjin tertawa.
"Haha, ternyata kau juga merasakannya ya Chayu-ah? Kukira hanya aku dan Minjin saja ckck. Yasudah ayo sekarang kita kerumahku."
V o i c e of M y H e a r t
Setelah
mereka berempat menempuh jarak yang cukup dekat dari sekolah menuju
rumah Sungjong, karena memang rumah Sungjong ceritanya berada di gang
masuk(?) seberang jalan depan sekolah mereka. *ah~ belibet banget
kalimatnya*
Mereka berempat langsung disambut umma dan
dongsaeng Sungjong ketika sudah sampai dirumah Sungjong. Dan tentunya
mereka langsung menuju ruang makan yang tersedia berbagai macam makanan
yang lezat.
===CHAYU PoV===
Hemm,
rasanya menyenangkan sekali bisa merasakan kehangatan keluarga.
Meskipun ini bukan keluargaku tapi aku sudah sangat senang dapat
merasakan kehangatan itu. Dan rasanya benar-benar sangat menyenangkan
dapat bercanda dan kadang sedikit pertikaian kecil antara Sungjong,
Minjin dan adiknya Sungjong saat acara makan. Hehe sungguh sangat lucu.
Andai saja aku juga punya adik seperti adiknya Sungjong, pasti akan
sangat menyenangkan dan aku tak akan merasa kesepian. Kenapa appa dan
umma hanya menciptakan aku seorang ya? Kenapa? Apa mereka memang
membiarkan aku kesepian seperti ini?
"Nak
Chayu, tidak baik melamun saat makan. Cepat habiskan makanannya dan
tambah lagi^^" ucap umma Sungjong yang langsung menyadarkanku dari
lamunan singkatku.
"Ah... ne
ahjumma^^" entah kenapa aku merasa sangat senang diperhatikan seperti
ini dan ini membuat nafsu makanku jadi bertambah =='!
V o i c e of M y H e a r t
"Jeongmal
gamsahamnida ahjussi, ahjumma, Sungjong-ssi, dan dongsaeng yang imut
ini atas semuanya. Kami benar-benar sangat berterimakasih. Emmm karena
sekarang sudah hampir pukul 5, kami permisi dulu. Annyeong haseyo^^"
"Ne
annyeong haseyo... hati-hati dijalan. Kapan-kapan mainlah kemari ya^^"
ucap umma Sungjong ketika kami berpamitan. Hiks... sungguh pemandangan
yang sangat indah menurutku.
Lalu kami bertiga. Aku, Minjin,
dan juga Myungsoo pun berjalan menjauhi rumah Sungjong dan menuju
sekolah kembali karena aku dan Myungsoo akan latihan, sedangkan Minjin
ia menunggu dijemput disana.
"Minjin-ah, bagaimana kau bisa mengenal Myungsoo?" tanyaku agak berbisik padanya.
"Oh
jadi nama L yang sesungguhnya itu Myungsoo ya? Hehe, jadi kemarin aku
dan Sungjong tidak sengaja bertemu dengan L didekat perpustakaan lalu
kami menghampirinya dan menanyakan mau kemana dia? Karena sudah kuhitung
bersama Sungjong, L sudah melewati perpus sampai 5 kali. Dan tidak
taunya dia kebingungan mencari dimana ruang musik. Padahalkan ruang
musik sangat jauh dari perpus ==' benar-benar orang aneh! Kenapa tidak
tanya saja dimana ruang musik pada orang-orang yang berlalu lalang
disana ya? Sangat sangat sangat aneh! Lalu kami berdua mengantarnya
keruang musik, nah dari situlah awal mula kenapa kami bisa kenal, begitu
ceritaku. Apa ceritamu? Hehe" Aish... KIM MYUNGSOO kau keterlaluan!
Ternyata dia membohongiku huft... kau berhutang satu jitakan L!!!
"OMONA..." teriak Minjin yang tiba-tiba saja langsung berlari cepat
menuju jalan raya yang jaraknya masih 3 meter lagi. Kenapa dia? Dan
kulihat L juga menyusulnya. Ada apa juga dengannya? O... omona...
"MINJIN-AHhhh~ APA YANG KAU LAKUKAN??? AWASSSSS"
===AUTHOR PoV===
'CKITTT brakkkkk'
Suara
decitan ban mobil dan benturan mobil yang menghantam trotoarpun sangat
jelas terdengar. Karena hampir saja seorang anak kecil tertabrak mobil
itu. Kalau saja sang pengemudi mobil itu tidak segera membanting stirnya
kekanan dan seseorang tidak mendorong tubuh anak kecil itu, pasti nyawa
anak kecil itu sudah melayang. Dan akibat kejadian ini jalanan menjadi
macet dan banyak orang yang menghentikan aktivitas mereka dijalan untuk
melihat apa yang terjadi.
"Hiks,,,
Yoogeun-ah... Kau tak papa nak" ucap seorang ahjumma yang langsung
menghampiri anaknya dan langsung memeluk anaknya itu. "Hiks...
gamsahamnida nona"
"Huu u u... umma..." tangis anak kecil itupun langsung pecah ketika ummanya datang menghampirinya.
"Kalian
tak apa-apa?" tanya sang pengemudi mobil tadi setelah turun dari
mobilnya dan menghampiri anak kecil itu dan juga seseorang yang
menyelamatkannya yaitu Minjin.
"Ne...
kami tak apa-a..." jawab Minjin yang terputus karena tiba-tiba saja
sebuah tangan menyeretnya ketepi jalan dan menjauh dari kerumunan dengan
paksa.
"Aish... Apa yang kau lakukan
L? Tanganku saakittt!!!" ucap Minjin sambil memukul-mukul tangan L yang
memegang erat pergelangan tangannya namun perkataannya sama sekali tak
dihiraukan oleh L. Setelah dirasa agak jauh L pun segera melepaskan
tangannya dan memandang Minjin dengan tatapan emosi.
"APA
YANG KAU LAKUKAN HAH??? KAU INGIN MENJADI PAHLAWAN??? DASAR BODOH!!!
TADI ITU SANGAT MEMBAHAYAKAN DIRIMU KAU TAHU???!!!!" bentak L penuh
emosi yang langsung membuat Minjin mematung ditempat dengan perasaan
yang menyesakkan dada. " KALAU TADI KAU TERTABRAK BAGAIMANA HAH? NYAWAMU
BISA MELAYANG KAU TAHU!!!" lanjut L yang masih membentak Minjin.
"Sudahlah
L, kau jangan membentaknya seperti itu!!!" ucap Chayu mencoba meredakan
emosi L agar tak membentak Minjin lagi, walaupun Chayu mengerti L
melakukan itu karena ia khawatir pada Minjin sama seperti dirinya. Tanpa
diduga oleh Changmin(?), L pun langsung memeluk Minjin.
"Pabo
yeoja! Kau benar-benar membuatku khawatir kau tahu!" ucap L dengan nada
yang mulai melembut, yang langsung membuat tangis Minjin jadi pecah.
Lalu Minjinpun menangis sesenggukkan dipelukan L. Sedangkan Chayu, ia
jadi ikut menangis melihat kejadian dihadapannya itu. Namun tiba-tiba
saja L langsung memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit
entah apa itu penyebabnya.
"A...
argh..." erang L yang sepertinya sudah tak kuat menahan rasa sakit
dikepalanya, dan hal ini langsung membuat Minjin dan Chayu terkejut.
"L kau kenapa?" tanya Minjin dan Chayu khawatir.
"Argh...
ke...kepalaku... ra... sanya sa..." ucapan L langsung terputus karena
tiba-tiba saja L pingsan dan ini semakin membuat Minjin dan Chayu
kebingungan. Apa yang terjadi dengan L?
"Chayu-ssi
help me, aku tidak kuat menahan tubuh L." ucap Minjin sambil
mengibit-ngibitkan(?) tangannya kearah Chayu tanda sangat membutuhkan
bantuan.
"Ah eottokhe? Emmmm..... kau
tahanlah sebentar lagi Minjin-ssi, aku akan meminta bantuan dulu." ucap
Chayu dan mulai beranjak mencari bantuan, namun sebelum Chayu beranjak
pergi, Minjin langsung menahannya.
"CHAMKANMAN
CHAYU-ssi!!! Kalau itu pasti akan lama, lebih baik gunakan gerobak
sampah dekat tiang listrik itu. Kita bawa L menggunakan gerobak sampah
itu!" ucap Minjin yang langsung membuat Chayu tertawa terbahak-bahak
disaat genting seperti ini dan hal ini langsung membuat Minjin
menampakkan tampang garangnya.
"Chayu-ssi,
ayolah cepat! Ini termasuk pertolongan pertama. Aku sudah tidak kuat
nich" ucap Minjin memohon pada Chayu. Sedangkan Chayu ia mulai berjalan
mendekati gerobak sampah didekat tiang listrik yang tak jauh dari tempat
mereka bertiga berdiri sambil masih tertawa gaje.
"Ahjussi,
saya pinjam gerobak sampahnya sebentar ya? Ya. Nanti pasti akan saya
kembalikan kok. Ya. Gamsahamnida. Ya." tanya dan jawab Chayu cepat
sambil memdorong gerobak sampah itu cepat-cepat dengan masih tertawa
gaje. Ia tak habis pikir pada Minjin, dari mana dia dapat ide seaneh ini
haha.
'brukkk' dengan segera Minjin
menjatuhkan tubuh tak berdaya L kedalam gerobak sampah yang dibawa Chayu
tadi. Untung gerobaknya habis dicuci bersih oleh pemiliknya sehingga
tak kotor dan tak berbau tidak sedap. Dengan segera Minjin dan Chayu
mendorong gerobak sampah itu menuju kesekolah mereka.
V o i c e of M y H e a r t
"Aish...
ternyata sekolah kita sudah mulai sepi Minjin-ssi. Kenapa tak ada yang
menampakkan diri ya? Harusnya kan masih ada siswa-siswa basket dan juga
siswa-siswi yang akan latihan vokal? Kenapa sepi begini ya?" heran Chayu
yang mendapati sekolah mereka sepi.
"Ah
ada. WOOHYUNNIIIIEEEE, HOYAAAAA-SSIIIII, DONGWOOOO-SSSIIIII TOLONG
KAMIIIIIII" teriak Minjin meminta bantuan pada HyunYaDong ketika
mendapati sosok Woohyun, Hoya, dan Dongwoo yang baru saja keluar dari
ruang klub basket.
'Deg'
"Aish...
kenapa harus Hoya?" batin Chayu sambil merasakan jantungnya yang
berdebar sangat cepat. Lalu Woohyun, Hoya, dan Dongwoo pun berjalan
menuju ketempat Chayu dan Minjin.
"Ada apa?" tanya Woohyun ketika sudah ada dihadapan Minjin dan Chayu.
"Bisa tolong bantu kami bawa L ke UKS?" pinta Minjin yang langsung membuat HyunYaDong mengernyitkan keningnya.
"L?" tanya mereka bertiga berbarengan.
"Emmm
ma-maksud Minjin itu, Myungsoo..." jawab Chayu gugup dan tak berani
menatap Hoya, ia hanya berani menatap Woohyun dan Dongwoo.
"O~ dimana dia sekarang?" tanya Hoya.
"Tuch,
digrobak sampah" jawab Minjin sambil menunjuk gerobak sampah yang
terdapat L itu. Dan hal ini langsung membuat Hoya, Woohyun dan Dongwoo
tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha ide
ajaib dari siapa ini wkwkwk, untung gerobaknya bersih hahaha kalau tidak
aku tak mau membantu mengangkat L ke UKS" ucap Dongwoo yang langsung
membuat Minjin nyengir kuda, lalu Dongwoo dan Woohyun pun segera membawa
L ke UKS disusul dengan Minjin dibelakang mereka berdua. Sedangkan
Chayu ia memilih tidak ikut karena harus mengembalikan gerobak sampah
yang dipinjamnya tadi.
"Hehe..." tawa
Chayu ringan ketika mengingat kembali peristiwa barusan. "Huft, kenapa
teman-temanku unik-unik ya? hehehe" lanjut Chayu sambil mulai mendorong
gerobak sampahnya.
"Hem benarkah?
Apakah aku termasuk? Dan bolehkah kubantu mendorong gerobaknya?" tanya
Hoya yang langsung mengagetkan Chayu dan hal ini langsung membuat
jantung Chayu berdetak sangat cepat melebihi dari yang biasanya saat
bertemu Hoya. Karena saking cepatnya detak jantung Chayu ia jadi
merasakan sesuatu yang menyesakkan namun menyenangkan(?) dan Chayupun
langsung memegangi dadanya dan hal ini langsung membuat Hoya kebingungan
dan panik.
"Chayu-ssi, kau kenapa?
Kau baik-baik saja? Dadamu terasa sakit ya? Sebaiknya kita segera ke
UKS, kau masih kuatkah untuk berjalan ke UKS? Apa mau kubantu? Atau...
atau..." ucap Hoya kebingungan mau berkata apa lagi dan ucapannya sangat
cepat secepat kereta Shinkansen dan hal ini langsung membuat Chayu
tertawa.
"Hehehe, aku sudah baik-baik
saja Hoya-ssi. Sekarang sudah tak begitu sesak lagi. Hehe... Terimakasih
kau sudah khawatir seperti itu." ucap Chayu sambil menunjukkan
senyumannya yang sangat manis pada Hoya. Sedangkan Hoya ia jadi mematung
dan wajahnya memerah karena ucapan Chayu barusan.
"Yeppeoda" batin Hoya.
V o i c e of M y H e a r t
"Aku pulang~" ucap Chayu malas ketika memasuki rumahnya.
"Sekarang
sudah pukul 7.30 malam. Kenapa kau baru pulang Shin Chayu?" ucap
seseorang tegas yang langsung membuat Chayu menghentikan langkahnya dan
menatap orang yang berdiri dihadapannya.
"A...ppa..."
panggil Chayu dan kini wajahnya terlihat sangat senang lalu Chayu pun
mulai berjalan menuju appanya dan ingin memeluk appanya, tapi belum
sempat ia memeluk appanya. Appanya langsung membalikkan tubuhnya dan
membelakangi Chayu.
"Ikut appa keruang kerja!" ucapnya tanpa memperdulikan Chayu dan mulai berjalan menuju ruang kerjanya.
"Kenapa? Kenapa appa jadi seperti ini padaku?" batin Chayu kecewa dengan sikap appanya yang tak seperti harapannya.
"Kenapa masih disitu? Cepat ikut appa!" ucap appa Chayu datar namun tinggi(?)
"Ne appa..." jawab Chayu sambil menundukkan kepalanya dan mulai berjalan mengikuti appanya.
@Ruang kerja
"Bisa
beri penjelasan pada appa kenapa kau pulang semalam ini Shin Chayu?"
tanya appa Chayu tegas setelah mereka berdua sampai diruang kerja
appanya.
"Aku... aku ada tambahan appa untuk, untuk persiapan... lomba menyanyi" jawab Chayu terputus-putus dan takut-takut.
"Bukankah
appa sudah melarangmu untuk menyanyi! Kenapa kau masih saja membantah
perkataan appa?! Mulai besok tidak usah ikut acara bodoh itu!!! Kau
mengerti Shin Chayu!" ucap appa Chayu sambil memberi penekanan disetiap
perkataannya.
"Kenapa appa? Aku sangat
suka menyanyi. Apakah aku tidak boleh melakukan apa yang kusuka.
Kumohon appa... jangan larang aku." mohon Chayu pada appanya. Namun
sayang perkataannya tidak dihiraukan oleh appanya.
"Appa
tidak mau tahu alasanmu, yang jelas besok kau tidak usah datang
keapalah itu. Kalau sampai kau membantah perkataan appa, appa tidak akan
segan-segan mengurungmu dikamar selama seminggu sampai kau menuruti
perkataan appa!!! Kau mengerti!!!" ucap appa Chayu yang langsung membuat
Chayu shock mendengarnya. "Satu lagi, lusa kita ada pertemuan antar
keluarga. Kau harus persiapkan dirimu baik-baik." lanjut appa Chayu yang
menambah catatan shock Chayu(?)
"A...
apa... maksud appa barusan? Pertemuan antar keluarga? U, untuk apa,
Appa?" tanya Chayu yang tak percaya dengan ucapan appanya barusan.
"Kau
akan appa jodohkan dengan anak rekan kerja appa diperusahaan. Sudah,
pergilah kekamarmu dan ingat pesan appa. Jangan pernah ikut acara bodoh
itu!" tegas appa Chayu.
"SHIREO!!!
Kenapa appa seenaknya saja mengatur hidupku? Aku, aku bukan mainan appa.
Aku manusia yang butuh KEBEBASAN! APA APPA TAHU?" bentak Chayu pada
appanya. Dan
'plakkk'
Sebuah tamparan mendarat mulus dipipi Chayu.
"Hiks,
AKU BENCI APPA!!!" ucap Chayu sambil memegangi pipinya yang baru saja
ditampar appanya dan berlari menuju kamarnya. "Hiks, kenapa appa jadi
seperti ini padaku?" lirih Chayu ketika sudah sampai dikamarnya dan
iapun langsung menangis sejadi-jadinya.
V o i c e Of M y H e a r t
"Aku pulang" ucap Myungsoo ketika memasuki rumahnya.
"Myungsoo, kau sudah pulang nak. Cepat keruang makan, makananmu sudah siap disana."
"Aku
malas umma. Aku ingin istirahat saja." jawab Myungsoo singkat dan
berjalan menuju kamarnya. Ketika sudah sampai kamarnya, L langsung
mengunci pintu kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya dikasur empuk miliknya.
Entah kenapa sejak kejadian L pingsan, ia jadi merasa ada yang aneh
dengan dirinya. Kepalanya jadi terasa sakit secara mendadak disertai
bayangan-bayangan aneh yang berputar dikepala L namun tak begitu jelas
apa itu. L pun mencoba mengingat-ingat kembali bayangan yang tak jelas
dikepalanya, namun rasa sakit itu tiba-tiba saja muncul kembali.
"Aghh,
sebenarnya ada apa denganku?" ucap L sambil memegangi kepalanya yang
terasa amat sangat sakit dan bahkan memukul-mukul kepalanya karena tak
kuat dengan rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya itu. "HARRGGGHHHH"
teriak L frustasi karena rasa sakit itu tak kunjung hilang sampai
akhirnya L pun pingsan.
V o i c e Of M y H e a r t
-Keesokkan harinya-
Dengan langkah malas Chayu berjalan keluar kamarnya. Matanya masih sembab dan bengkak akibat menangis semalaman.
"Selamat
pagi nona Chayu" Sapa seorang pelayan dirumahnya sambil membungkukan
badannya pada Chayu yang tak lain adalah kepala pelayan dirumahnya.
"Nona Chayu tidak apa-apa?" tanyanya ketika menyadari mata Chayu yang
bengkak dan sembab itu.
"Anida, aku
baik-baik saja. Dan bisakah bibi Han tidak memanggilku 'nona'? Aku
sangat risi jika dipanggil seperti itu hehe" jawab Chayu ceria.
"Tapi nona..."
"Tidak
ada tapi, tapi-an. Huu uu u ToT bibi Han, adakah cara supaya bengkak
dimataku ini mengempes? Aku malu kalau sampai orang-orang disekolah
melihatku dalam kondisi seperti ini. Huu u u, kumohon bibi Han." ucap
Chayu yang langsung membuat bibi Han tersenyum mendengarnya.
"Nona dikamar saja dulu, saya akan ambilkan air hangat dan makanan nona kemari."
"Ehem
bibi Han. Kenapa bibi Han masih saja memanggilku nona. Padahal aku
sudah lama menyuruh bibi Han memanggil namaku saja. Huu uu apakah
sesulit itu. Hehe, baiklah kalau begitu." ucap Chayu sambil berjalan
masuk kekamarnya lagi dan menutup pintunya. Dan hal ini langsung membuat
bibi Han menggelengkan kepalanya melihat tingkah Chayu yang seperti
itu.
"Sampai kapan nona akan menyimpan semua kesedihan nona sendiri?" guman bibi Han ketika pintu kamar Chayu tertutup.
tbc...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar