Annyeong... ini ff kedua yang saya post di blog saya ini... Happy reading^^ Semoga ceritanya dapat menghibur siapapun yang lewat blog saya ini...
And I Still Love You
Author : Widya Vitaloka Setiawati (@aoidya0930)
Main Casts : Byun Baekhyun (yeoja), Park Chanyeol (namja)
Length : One Shoot
Genre : Romance, Fluff
Rating : Teen
================================================================================
BAEKHYUN PoV
Bagaimana perasaanmu bila kau bertemu dengan mantan pacarmu dalam
keadaan yang sungguh memalukan? Sangat malu bukan? Yah! Inilah yang
kurasakan saat ini.
Kutatap namja dihadapanku dengan sebal, dia bahkan
terlihat sangat tenang atau bahkan terkesan cuek. Tapi baguslah!
Bukankah aku harusnya senang. Ia sudah tidak memiliki rasa apapun
padaku.
Keunde, ia memang sudah tidak memiliki perasaan padaku,
tapi kenapa soal-soal yang ia sodorkan padaku banyak sekaliiii? Apa dia
mau membunuhku dengan soal-soal ini? Aish... michigetta!
“Kalau terpesona bilang saja langsung. Aku risih kau tatap seperti
itu terus. ” ucap namja itu dengan suara beratnya yang khas tanpa
mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya.
“Enak saja! Siapa yang sedang memperhatikanmu! Aku benci! Mengapa
harus KAU yang menjadi guru pembimbingku? ” balasku dengan suara yang
mulai meninggi.
“BYUN BAEKHYUN! JANGAN BENTAK GURU PRIVATMU LAGI! ATAU EOMMA AKAN MEMBUANG SELURUH KOLEKSI CD MU. ” teriak eommaku dari lantai bawah. Aish... padahal aku belum berteriak! Hanya meninggikan suara, mengapa eomma bisa mendengarnya? Hah ini sungguh menyebalkan! Kulihat ia mulai mengeluarkan smirk nya. Jinjja! Kenapa semua orang jadi menyebalkan?
“Aku ingin kekamar mandi dulu! ” ucapku dan pergi menuju kamar
mandi dikamarku dengan perasaan yang campuraduk. Sesampainya di kamar
mandi aku hanya berdiri termenung sambil menyandarkan tubuhku pada
tembok kamar mandi.
Namja itu, Park Chanyeol, sampai saat ini aku masih belum
sepenuhnya bisa melupakannya. Walaupun aku yang mengakhiri hubungan kami
dulu, tetap saja. Mengapa rasanya sulit untuk melupakannya? Padahal kau
jelas-jelas sudah disakiti olehnya Byun Baekhyun. Lagipula itukan hanya
cinta monyetmu! Dia pasti hanya menganggapmu anak kecil dulu. Sungguh
memalukan bila mengingat masa lalu. Aku bahkan yang memaksanya untuk
menjadi namjachinguku dulu. Haaa tidak...
=====FLASHBACK=====
“Oppa, jadilah namjachinguku. Aku tidak mau tahu apa jawabanmu, yang jelas kau harus menjadi namjachinguku. ” ucap seorang yeoja manis dengan seragam SMP nya yang melekat manis ditubuhnya pada salah seorang namja dihadapannya yang terlihat mengenakan seragam SMA. Sontak hal ini membuat namja yang di maksud yeoja manis itu mengusap tengkuk lehernya sambil menatap teman-temannya.
“Baiklah. ” jawab namja itu, Chanyeol, yang membuat Baekhyun senang bukan main dan langsung memeluk Chanyeol spontan.
“Gomawo oppa. ” ucap Baekhyun semakin memeluk namjachingu barunya itu erat, namun ia tak mendapat balasan atas pelukannya itu.
=====FLASHBACK END=====
Aish... jinjja. Kau benar-benar memalukan Byun Baekhyun.
Dia bahkan dulu tidak membalas pelukanmu sama sekali. Sewaktu pacaran
dulu pun ia tidak pernah sekalipun memelukmu apalagi menciummu. Yang dia
lakukan hanya melindungimu layaknya seorang oppa pada yeodongsaengnya. Astaga! Betapa mengenaskannya dirimu.
Tok tok tok
“Baekhyun-ah... kau masih ada disana? ”
Aku sungguh bodoh! Mengapa harus menyukainya dulu? Kenapa bukan menyukai namja
yang seumuran saja denganku? Aaaaa ini membuatku pusing! Semua sudah
terjadi, aku tidak bisa memutar waktu kembali, dan tidak bisa merubah
masa lalu.
Tok tok tok tok
Aish berisik sekali. Kudengar suara ketukan pintu memburu dari luar
pintu kamar mandi. Huh! Kalau kebelet kenapa tidak pakai saja kamar
mandi lain. Dasar merepotkan.
“Baekhyun-ah. Apa kau baik-baik saja? Baekhyun-ah.” kini dapat
kudengar suaranya yang memburu dari luar kamar mandi. Ada apa sih
sebenarnya? Lalu akupun berjalan membuka pintu kamar mandi tak lupa
memasang wajah sebal padanya.
“Wae? ” tanyaku galak.
“Lama sekali kau dikamar mandi! Kau bahkan belum mengerjakan satu
soal pun yang kuberikan padamu. Apa saja kerjaanmu huh?! ” balasnya tak
kalah galak tapi ekspresi yang ditunjukkannya sangat tidak kontras
dengan nada suaranya yang terdengar khawatir? Aish... siapa peduli! Ini
benar-benar membuatku gila!
“Aaa... kau benar-benar membuatku gila. ” teriakku sambil mengacak
rambutku frustasi. “Kau sadar tidak sih? Soal yang kau berikan itu
sulit! Aku pusing hanya melihatnya saja!”
“BYUN BAEKHYUNNNN... SEKALI LAGI EOMMA MENDENGARMU BERTERIAK PADA GURU PRIVATMU LAGI, EOMMA TIDAK AKAN SEGAN-SEGAN MEMBUANG KOLEKSI CD MU SEKARANG JUGA. ” teriak eomma lagi dari lantai bawah yang menambah tingkat kejengkelanku.
“ARASSEO EOMMAAAAA” teriakku sekuat tenaga yang kuakui cukup memekakan telinga siapa saja yang berada didekatku.
“Ya! Kau... ” ucap namja itu tertahan karena aku langsung
memberikan tatapan tajam kearahnya. Tak lama kurasakan ia merangkul
bahuku dan menuntunku menuju tempat belajar kami tadi. Aku hanya menurut
saja karena aku sudah lelah! Lelah secara fisik maupun mental. Eomma
bahkan tak mengerti aku, tak tahukah ia bahwa ia salah mencari guru
privat untukku? Huuu uuu salahku juga waktu dulu kami berpacaran aku tak
bilang pada eomma dan appa. Kalau tau yang menjadi guru privatku adalah mantan pacarku, mereka pasti tak akan memintanya. Haaa... pabo ya.
“Aku tidak menuntutmu untuk mengerjakan semuanya. Kau hanya perlu
mengerjakan soal-soal yang kau anggap mudah. Tapi jangan semua soal tak
kau kerjakan seperti ini. ” ucapnya yang kurasakan terdengar melembut.
Huuuu kenapa aku harus terperangkap dengan soal-soal ini lagi? Kenapa
aku harus menjadi peringkat ke 5 dari bawah dikelas? Aaaaaaaa...
================
^u^u^u^u^u^u^u^
================
Tak terasa sudah sebulan berlalu sejak Chanyeol menjadi guru
privatku. Ini merupakan rekor terbaru dalam sejarah guru privatku.
Biasanya kurang dari seminggu mereka sudah mengundurkan diri. Kekeke
tentu saja aku yang membuat mereka mengundurkan diri. Ck, tapi sayang,
rasanya sangat sulit untuk membuat Chanyeol mengundurkan diri. Dia...
dia... ah yang jelas sudah seminggu ini aku tidak harus belajar
dirumahku, melainkan disebuah cafe. Aku bosan hanya belajar dirumahku.
“Aku sudah selesai mengerjakannya. Cepat koreksi!” perintahku
padanya, ia pun lalu mengambil buku yang kusodorkan dan mulai
mengoreksinya. Sesaat kemudian kulihat ia tersenyum, tersenyum
sangattttt manis.
“Cepat bereskan barangmu. Kuantar kau pulang. ” ucapnya yang seketika membuatku gondok.
“HAH? Mwoya? Kita saja baru sebentar. Mengapa kau mau langsung mengantarku pulang. Shireo! ” tolakku yang membuatnya menghela nafas panjang. Aku tahu, ia pasti sedang menahan emosi karena tingkahku.
“Hari ini aku tidak bisa berlama-lama mengajarmu. Aku ada urusan penting. Jadi kita tun... ”
“Terserah katamu tuan. ” potongku cepat dan segera beranjak dari cafe
yang kusinggahi. Entah kenapa aku berharap dia akan mengejarku. Konyol
memang, kami bahkan sudah bukan sepasang kekasih lagi sejak setahun yang
lalu.
Aish... aku pasti sudah gila.
“Angkot” panggilku begitu melihat sebuah angkutan kota yang hampir
saja melewatiku. Dengan segera aku memasuki angkot itu dan terserah
angkot itu mau membawaku kemana.
Kutatap pemandangan diluar angkot dengan perasaan campuraduk.
Kenapa rasa itu masih ada untuknya? Dan kenapa aku masih mengharapkannya
untuk kembali padaku? Tapi jelas-jelas itu tak akan terjadi. Aku ingin
melupakannya, melupakan semua tentangnya seperti rumah-rumah dan semua
yang ada diluar angkot yang berlari menjauhiku.
“Ahjussi, kanan! ” ucapku setengah berteriak pada supir
angkot itu, tak lama angkot yang kunaiki inipun berhenti. Dengan segera
aku turun dari angkot dan membayar biaya transportasiku.
“Gomapseumnida. ” setelah angkot itu pergi aku pun mulai
melihat kesekelilingku. Asing. Itulah kata yang tepat untuk
menggambarkan apa yang kulihat saat ini.
“Baekhyunnie, sedang apa kau disini? ” kutatap orang yang menyapaku
dan entah kenapa air mataku mengalir begitu saja tanpa kusadari ketika
menyadari bahwa orang itu adalah Kris, tetanggaku dulu sekaligus sahabat
kecilku yang sudah kuanggap sebagai oppaku sendiri karena dia lebih tua dua tahun dariku. “Oppa”
“Apa yang terjadi Baekhyun-ah?”
“Hiks a-aku masih mencintainya Kris-oppa. Aku masih mencintainya.
Hiks apa yang harus aku lakukan?” ucapku disela isakkanku. Aku benci
mengakuinya, tapi aku memang masih mencintai sosok tinggi menjulang
bernama Chanyeol itu.
“Baekhyun-ah...”
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
“Sebaiknya kau lupakan dia Hyun-ah, jika kau seperti ini, kau akan
semakin sakit karenanya. Beberapa hari yang lalu aku tidak sengaja
melihat Chanyeol masuk kedalam sebuah butik pakaian pengantin bersama
seorang yeoja. Kau harus menerima kenyataan bahwa ia akan
menikah. Sudah saatnya kau melupakan Chanyeol seutuhnya, Hyun.” Hatiku
sakit mendengar penjelasan Kris-oppa barusan. Benarkah? Benarkah Chanyeol akan menikah? Aku masih belum siap menerima ini semua.
“Hyun-ah”
“Gwenchana Oppa. Aku... aku memang bodoh! Kenapa
aku masih mencintainya? Harusnya aku bisa melupakannya setelah kejadian
itu. Ia bahkan tak memberiku penjelasan sama sekali. Harusnya aku bisa
melupakannya. Tapi kenapa? Kenapa sulit sekali?” air mata yang sudah
kutahan dengan susah payah itupun akhirnya jatuh juga. Rasanya sangat
sakit.
================
^u^u^u^u^u^u^u^
================
“Kemarin kau kemana saja? Kudengar dari appa dan eomma mu kau pulang jam 10 malam. Apa itu pantas untuk seorang yeoja
eoh? Kau ini sudah kelas 3, sebentar lagi kau akan ujian. Kenapa masih
saja suka bermain-main huh?!” ucap Chanyeol dengan suara meninggi dan
lagi-lagi ekspresi wajahnya tidak kontras dengan suaranya. Sebenarnya
dia itu kenapa sih?
“Sudah selesai? Kau itu hanya guru privatku, untuk apa mengurusi
masalah pribadiku?” ucapku tajam dan segera mengalihkan padanganku
kearah lain.
“Aku lelah! Kau pulang saja sana!” usirku padanya sambil membuka
pintu kamarku, tapi yang kudapati, pintu kamarku ditutup olehnya.
“Kenapa malah kau tutup? Aku lelah, aku ingin istirahat. Cepat
pergi kau!” teriakku sambil membuka pintu dan mendorong-dorong tubuh
tingginya itu untuk keluar dari kamarku. Sungguh, aku sedang tidak ingin
bertemu dengannya dan aku benar-benar sangat lelah!
“Byun Baekhyun! Apa yang kau lakukan pada guru privatmu?” ucap eommaku
dengan suara meninggi ketika melihatku yang sedang mendorong-dorong
Chanyeol keluar dari kamarku. Aish... kenapa eomma muncul disaat yang
tidak tepat.
“Aish eomma~ aku lelah! Aku ingin istirahat! Lagipula sehari tanpa les tidak apa-apakan? Ck, aku heran, kenapa rasanya eomma
lebih sayang dia daripada aku yang jelas-jelas anakmu. Aaaaa ini
benar-benar membuatku gila!” cerocosku cepat dan segera masuk kedalam
kamarku dan menguncinya dari dalam. Bisa kudengar suara eomma yang berteriak-teriak dari luar kamarku. Aish... siapa peduli!
Kurebahkan tubuhku diatas kasur milikku dan mulai memejamkan mata.
Sungguh, aku benar-benar lelah. Kalian tahu mengapa kemarin aku pulang
jam 10 malam? Itu semua gara-gara aku terlalu memikirkan ucapan
Kris-oppa mengenai namja jangkun itu sampai-sampai aku
melewatkan 3 halte bis dari yang seharusnya. Alhasil aku harus berjalan
berkilo-kilo meter untuk sampai rumahku karena uang yang kubawa saat itu
hanya sedikit *setidaknya cukup untuk membayar angkot, 5 mangkuk eskrim, 2 potong chocolate cake, 3 piring mandu, semangkuk ramyun, se-cup coffee latte, dan membayar tiket bus, sisanya hanya tertinggal 1000 won T^T* sebenarnya Kris-oppa
sudah mengatakan ia akan mentraktirku, tapi aku menolaknya dan ketika
dia berkata akan mengantarkanku pulang, aku juga menolaknya.Apakah aku
bodoh karena sudah menolak itu semua? Sesampainya dirumah aku diceramahi
oleh appa dan eomma dan mereka tidak memperbolehkanku
untuk belajar diluar lagi hiks setelahnya semalaman aku tidak bisa
tidur gara-gara memikirkan seorang Park Chanyeol. Hiks, apakah dia
benar-benar akan menikah?
^^^^^^^^^^^^^^^
-Baekhyun’s Room -Outside-
AUTHOR PoV
“Hah! Gadis itu... Kapan dia akan berubah menjadi Baekhyun yang
dulu? Maafkan dia ya nak Chanyeol. Sepertinya dia belum bisa menerimamu
lagi. Eomma heran, kenapa Baekhyun tidak mau jujur pada eomma. Oh iya, apakah noona mu akan segera menikah?”
“Ne omoni, noona ku memang akan menikah dalam waktu dekat ini. Bagaimana omoni bisa tahu? Padahal aku belum mengatakannya?”
“Eomma tahu dari Kris, sahabat Baekhyun itu. Tadi pagi eomma menelepon nya dan eomma
memintanya untuk menceritakan semua yang terjadi antara dia dan
Baekhyun kemarin. Awalnya eomma terkejut mendengarnya, Kris mengatakan
dia pernah melihatmu bersama seorang yeoja masuk ke dalam sebuah butik pengantin. Sepertinya tebakan eomma benar haha, padahal eomma hanya asal menebak siapa yeoja yang bersamamu itu.” Jelas Ny. Byun yang seketika membuat Chanyeol gelagapan.
“Itu sungguh noona ku omoni, bukan yeoja lain. Sungguh! Omoni tahu sendiri aku hanya sayang pada Baekhyun kan? Aku-”
“Eomma percaya padamu. Segeralah utarakan perasaanmu yang
sesungguhnya padanya. Dan jelaskan juga kejadian yang membuat hubungan
kalian berakhir. Lalu segeralah menikah dan beri eomma cucu. Fuwaaaa eomma
jadi tidak sabar menimang cucu.” Potong Ny. Byun dengan wajah berbinar
yang membuat Chanyeol membulatkan matanya sempurna. Tak menyangka Ny.
Byun begitu antusiasnya sampai-sampai berpikiran sejauh itu. Tak
sadarkah ia bahwa putrinya masih duduk di high school?
===============
^u^u^u^u^u^u^u^
===============
“Kerjakan 20 soal ini dalam waktu setengah jam.
Kita lihat berapa banyak yang bisa kau kerjakan dengan benar.” Perintah
Chanyeol sambil menyerahkan 20 soal matematika pada Baekhyun yang
terlihat shock dengan apa yang didengar dan dilihatnya.
“Apa kau sudah gila? Ba-” protes Baekhyun terpotong karena namja
dihadapannya itu malah sibuk melirik jam yang bertengger manis
dipergelangan tangannya dan mengucapkan hitungan yang membuat Baekhyun
jadi gelagapan.
“Tiga,”
“Hei, kau benar-benar me-” protes Baekhyun terpotong lagi karena
Chanyeol tetap melanjutkan hitungannya dan hal ini semakin membuat
Baekhyun gelagapan.
“Dua,”
“Ya! Apa aku benar harus mengerjakan ini dalam 30 menit saja? Kau
sudah gila ya?” ucap Baekhyun secepat mungkin agar tak terpotong oleh
hitungan Chanyeol.
“Satu. Waktu sudah berjalan, segera kerjakan. Dan satu lagi, aku
tidak gila.” Ucap Chanyeol tak kalah cepat dari Baekhyun yang membuat
Baekhyun bengong karenanya.
“Waktu sudah berjalan 27 detik. Apa kau masih mau bengong saja
seperti itu? Jika kau tidak bisa mengerjakan minim 15 soal dengan
jawaban benar, kau harus push up sesuai sisa soal yang tak bisa
kau kerjakan termasuk jawaban yang salah.” Mendengar pernyataan
Chanyeol barusan dengan amat terpaksa Baekhyun segera mengerjakan
soal-soal dihadapannya.
“Aish... kau benar-benar gila Oppa. Bilang saja aku harus
mengerjakan semua soalnya. 15 soal benar dari 20 soal. Astaga...” guman
Baekhyun sangat pelan namun masih terdengar jelas oleh Chanyeol.
Bukannya marah tapi Chanyeol malah tersenyum mendengarnya. Karena untuk
pertama kalinya setelah setahun berlalu dan mereka bertemu lagi sebagai
guru privat dan anak didik, Baekhyun memanggilnya dengan sebutan ‘Oppa’ walaupun Baekhyun mengucapkannya tidak secara jelas. Karena selama ini Baekhyun selalu memanggilnya dengan sebutan ‘kau’.
“Kurang 10 menit lagi.”
“Kau berisik sekali, mengganggu konsentrasiku saja!” sewot Baekhyun
tapi mata dan tangannya tetap fokus mengerjakan soal-soal dihadapannya.
“Tapi kau perlu mengetahui berapa sisa waktu yang kau punya.”
“Hah... baik-baik, aku mengerti.”
Now everybody says LA LA ireoke chA~ chA chA ro AH~! sinnandago ya~ lacha lacha lacha ta~
“Yeoboseyo? Waeyo noona?” sapa Chanyeol pada orang
disebrang sana tanpa memperhatikan Baekhyun yang terlihat sangat
terganggu dengan apa yang dilakukannya. Tidakkah ia sadar mengangkat
telepon saat anak didiknya sedang mengerjakan soal dengan waktu mepet
itu sangat mengganggu konsentrasinya?
“Ah waeyo? Kenapa harus aku lagi? Noona kan bisa mengambilnya sendiri bersama Joonmyeon-hyung.
Kalian yang akan menikah kenapa selalu saja merepotkanku?” jawab
Chanyeol frustasi. Baekhyun yang mendengar ucapan Chanyeol itupun lalu
melambatkan aktivitasnya dan mendengarkan pembicaraan Chanyeol dengan
orang diseberang sana dengan seksama, walaupun ia hanya bisa
mendengarkan jawaban dari Chanyeol saja, tapi hal ini sungguh menarik
perhatiannya.
Berarti bukan Chanyeol yang akan menikah, melainkan noona Chanyeol. A~ jinjja, nan neomu haengbokhae. Batin Baekhyun senang.
“Tapi aku sedang memberi bimbingan pada seseorang noona.
Kalau aku menyudahinya bisa-bisa dia melakukan hal bodoh lagi seperti
yang kulakukan beberapa hari yang lalu.” Merasa seperti disindir,
Baekhyun pun langsung memberikan death glare pada Chanyeol yang kebetulan tengah menatapnya, dan dibalas cengiran imut namja dihadapannya itu.
“Noona, aku benci padamu.” Akhir Chanyeol dan segera mematikan sambungan dua arah itu.
“Baekhyun-ah, mianhae. Kita sudahi dulu belajarnya. Eits
tunggu, kau jangan marah dulu, jadilah anak penurut hari ini. Sebaiknya
kita cepat, sebelum noonaku berubah menjadi nenek sihir.” Ucap Chanyeol
yang langsung menyambar tangan Baekhyun untuk ikut bersamanya. Baekhyun
yang kaget hanya menurut saja tanpa melawan.
“Omoni, aku pamit menemui noonaku dulu bersama Baekhyun. Kali ini
tak akan kubiarkan dia kabur lagi.” Pamit Chanyeol pada Ny. Byun dan
dibalas anggukkan oleh Ny. Byun yang seketika membuat Baekhyun
membulatkan matanya sempurna.
Bagaimana bisa Chanyeol memanggil eommanya dengan sebutan omoni?
Apa eommanya benar-benar menganggap Chanyeol sebagai anaknya? Lalu
dirinya? Pikir Baekhyun bertanya-tanya.
“Ne~ hati-hatilah dijalan.” Ucap Ny. Byun yang membuat Baekhyun keheranan bukan main.
^^^^^^^^^^^^^^^
Sudah sepuluh menit berlalu sejak Baekhyun dan Chanyeol
meninggalkan kediaman Byun dan tak ada satupun diantara mereka yang
memulai pembicaraan, membuat suasana didalam mobil benar-benar terasa
sangat canggung. Sebenarnya Baekhyun ingin sekali memulai pembicaraan
dan menanyakan berbagai pertanyaan yang kini bersarang diotaknya, tapi
ia malu untuk memulainya, mengingat dulu ia yang selalu memulainya
terlebih dulu.
“Kau tidak mau memulai pembicaraan dulu?” tanya Chanyeol memecah
keheningan diantara mereka berdua yang membuat Baekhyun terkejut.
“Y-ye?”
“Memulai pembicaraan seperti yang sering kau lakukan dulu.”
“Ani.” Balas Baekhyun singkat dan segera memalingkan wajahnya menghindari kontak mata dengan Chanyeol.
“Baiklah, kalau begitu aku yang akan memulainya. Kim Yejin, dia dulu mantan pacarku sebelum aku bertemu denganmu. Eommanya
memintaku untuk bersama Yejin disisa umurnya yang tinggal sebentar. Aku
tahu aku salah karena menerimanya tanpa sepengetahuan darimu waktu itu.
Dan aku akui, aku masih menyukai Yejin waktu aku bersamamu dulu, karena
Yejin memutuskanku tanpa alasan yang jelas. Dan baru kuketahui ketika eommanya
memintaku untuk bersama Yejin lagi satu setengah tahun yang lalu.”
Jelas Chanyeol dengan pandangan tetap fokus menatap jalanan, sedangkan
Baekhyun tak kuasa menahan air matanya. Hatinya benar-benar sakit
mendengar penjelasan dari Chanyeol. Jadi apa artinya dulu mereka
berpacaran selama dua tahun lebih? Kalau ternyata hanya dirinyalah yang
mencintai Chanyeol.
“Aku tahu ini sangat menyakitkan untukmu, tapi kau harus
mendengarnya sampai selesai. Beberapa menit sebelum kau memutuskanku,
Yejin memintaku untuk memeluknya ,dan tepat saat kau muncul ia sudah
pergi untuk selama-lamanya. Aku bingung apa yang harus aku lakukan saat
itu, aku tidak mungkin mengejarmu dan membiarkan jasad Yejin begitu
saja. Aku tahu, mungkin itu adalah batas kesabaranmu yang terakhir,
karena waktu aku bersama Yejin, kami sering tidak sengaja bertemu dengan
Kris. Kris pasti mengatakannya padamu kan?”
“Ani. Lagipula itu sudah tidak penting untukku sekarang. Aku sudah
cukup mengerti tentang semua ini. Kau tidak pernah sekalipun menyukaiku!
Ha, aku sungguh sangat menyedihkan bukan? Untuk apa kau mengatakannya
kalau yang kau katakan itu sangat menyakitkan untukku? Hentikan mobilnya
sekarang juga, aku ingin turun PARK CHANYEOL!”
“Tak akan kubiarkan kau turun, Byun Baekhyun. Kau tahu? Aku kacau
karena mu. Selama ini aku hanya berani menanyakan segala hal tentangmu
dari appa dan eommamu. Aku terlalu pengecut untuk menanyakan langsung
semua tentangmu. Dan aku memang tidak sepantasnya mendapatkan cinta
seorang Byun Baekhyun. Selama setahun ini aku berusaha untuk
melupakanmu, tapi aku tidak bisa melakukannya. Karena Byun Baekhyun
telah mengisi hati dan pikiran seorang Park Chanyeol. Aku memang tidak
pernah mengatakan aku menyukaimu, tapi hatiku mengatakan aku mencintaimu
Byun Baekhyun. Dan soal Yejin aku sadar, aku memang menyukainya tapi
setelah eomma Yejin memintaku yang ada dipikiranku adalah
dirimu. Rasa suka itu sudah berubah Hyun.” Ucap Chanyeol tulus dan tak
terasa air mata mulai menggenangi kedua mata indahnya yang siap meluncur
membasahi kedua pipinya. Karena takut mengambil resiko yang besar,
Chanyeol pun menepikan mobilnya.
Hening sejenak sampai Chanyeol akhirnya memecah keheningan itu.
“Apakah kau bisa memberiku kesempatan terakhir untuk bersamamu
Baekhyun-ah?” tak ada jawaban dari yeoja disampingnya. Yang ia dapati yeoja
itu malah keluar dari mobil. Dan tepat saat pintu tertutup air mata
yang menggenang dikedua pelupuk matanya itupun jatuh juga. Ia
benar-benar merasa bodoh karena sudah menyia-nyiakan cinta yang
diberikan Baekhyun pada dirinya dan ia sudah menyakiti yeoja yang disayanginya itu terlalu dalam, apakah ia masih pantas untuk yeoja itu?
You got a message (MYNAME) You got a message YA LOLOLOLO OH OH, OH NO YA LOLOLOLO DING-A DING-A DING, CHECK IT OUT
Ponsel Chanyeol berbunyi nyaring menandakan ada pesan yang masuk
kedalam ponselnya. Tak lama disusul dengan masuknya telepon masuk
kedalam ponselnya. Dengan segera Chanyeol menghapus air matanya dan
mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang meneleponnya. Ia
menduga pasti noonanya yang menelepon dan akan marah-marah padanya karena tak kunjung datang membantunya.
“Yeoboseyo, mianhae noona. Aku-”
“I Still Love You, Park Chanyeol.” Dan sambungan putus
begitu saja. Chanyeol yang mendengarnya langsung mematung dengan ponsel
masih menempel manis ditelinganya. Begitu sadar Chanyeol buru-buru
memeriksa ponselnya dan ternyata yang meneleponnya itu Baekhyun. Secepat
kilat Chanyeol langsung turun dari mobil dan mendapati Baekhyun yang
berdiri diseberang jalan tengah tersenyum manis kearahnya dan sedikit
melambaikan tangan kearah Chanyeol.
“Baekhyun-ah” panggil Chanyeol dan segera menyeberang jalan tanpa
melihat kanan dan kirinya. Ia tak sadar sebuah mobil pengangkut barang
tengah melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya.
“OPPAAA~” teriak Baekhyun spontan begitu menyadari ada mobil box
besar yang melaju cepat kearah Chanyeol. Chanyeol yang mendengar
teriakkan Baekhyun itupun malah menghentikan langkahnya dan melihat
kearah mobil pengangkut barang itu yang semakin mendekatinya. Dan...
^^^^^^^^^^^^^^^
Duk Ciiiitttt Buk
“CHANYEOL-AH~” teriak seseorang didalam mobil pengangkut barang itu
dan segera keluar menghampiri Chanyeol yang tersundul mobil tersebut,
padahal supir mobil tersebut sudah mati-matian mengerem mobil tersebut,
tapi sepertinya gagal karena masih menyundul sang pejalan kaki itu.
“Chanyeol-ah, gwenchana? Ayo kita segera menepi. Pak
supir, Anda bisa ke tempat itu dulu. Nanti saya akan menyusul.” Ucap
seseorang yang keluar dari mobil tersebut dan disambut anggukan oleh
sang supir. Lalu orang itupun membantu Chanyeol berdiri.
“Ah~ sakit, noona. Aku benci padamu!” guman Chanyeol
begitu menyadari siapa yang menyebabkan dirinya hampir saja tertabrak
mati sambil mengusap-usap pantatnya yang baru saja mencium aspal jalanan
yang keras. Ia bersyukur untung saja ia masih diberi keselamatan.
“Begitu saja sakit, masih untung hanya pantatmu yang mencium aspal. Dasar! Lagipula kau juga sih muncul tiba-tiba.” Omel noona Chanyeol sambil menuntun Chanyeol menuju tepi jalan. Tapi langkahnya terhenti saat mereka berdua berhenti di bahu jalan.
“Baekhyun-ah~” panggil Chanyeol begitu melihat Baekhyun yang masih
berdiri diposisinya tadi dan segera menghampiri Baekhyun dan memeluknya.
Membuat sang noona heran melihat adiknya tiba-tiba saja memeluk seorang yeoja manis didepan mereka. Dan tepat saat Chanyeol memeluknya, yeoja itu menangis.
“Hiks ku-kukira a-ku akan kehi-langanmu oppa~” dengan
susah payah Baekhyun pun mengeluarkan suaranya dan mempererat pelukannya
pada Chanyeol, membuat namja itu tersenyum mendengarnya.
“Uljima, oppa masih disini bersamamu.” Ucap Chanyeol
melepaskan pelukan mereka dan menghapus air mata yang membasahi pipi
Baekhyun. Tak lama kemudian Chanyeol mendaratkan ciuman dibibir mungil
milik Baekhyun dan terlihat Baekhyun membalas ciuman itu.
“Oh My God... my brother.” Jerit hati kecil noona
Chanyeol melihat kejadian dihadapannya. “Chanyeol pasti sudah gila,
banyak orang yang melihat mereka.” Tanpa melihat lebih lama lagi noona
Chanyeol itupun segera menyebrang jalan dan menghampiri mobil Chanyeol
yang terparkir rapi disebrang jalan. Membiarkan kedua insan yang tengah
memadu kasih itu, sebenarnya ia malu melihat kejadian itu, karena ia
belum pernah mengalaminya, padahal ia akan menikah.
“Joonmyeon-oppa, kau jahat.” Guman noona Chanyeol yang ditujukan untuk calon suaminya.
FINISH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar