Senin, 28 Januari 2013

[FF] And I Still Love You

Annyeong... ini ff kedua yang saya post di blog saya ini... Happy reading^^ Semoga ceritanya dapat menghibur siapapun yang lewat blog saya ini...
And I Still Love You
Foto
Author : Widya Vitaloka Setiawati (@aoidya0930)
Main Casts : Byun Baekhyun (yeoja), Park Chanyeol (namja)
Length : One Shoot
Genre : Romance, Fluff
Rating : Teen
================================================================================

BAEKHYUN PoV
Bagaimana perasaanmu bila kau bertemu dengan mantan pacarmu dalam keadaan yang sungguh memalukan? Sangat malu bukan? Yah! Inilah yang kurasakan saat ini.
Kutatap namja dihadapanku dengan sebal, dia bahkan terlihat sangat tenang atau bahkan terkesan cuek. Tapi baguslah! Bukankah aku harusnya senang. Ia sudah tidak memiliki rasa apapun padaku.
Keunde, ia memang sudah tidak memiliki perasaan padaku, tapi kenapa soal-soal yang ia sodorkan padaku banyak sekaliiii? Apa dia mau membunuhku dengan soal-soal ini? Aish... michigetta!
“Kalau terpesona bilang saja langsung. Aku risih kau tatap seperti itu terus. ” ucap namja itu dengan suara beratnya yang khas tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya.
“Enak saja! Siapa yang sedang memperhatikanmu! Aku benci! Mengapa harus KAU yang menjadi guru pembimbingku? ” balasku dengan suara yang mulai meninggi.
“BYUN BAEKHYUN! JANGAN BENTAK GURU PRIVATMU LAGI! ATAU EOMMA AKAN MEMBUANG SELURUH KOLEKSI CD MU. ” teriak eommaku dari lantai bawah. Aish... padahal aku belum berteriak! Hanya meninggikan suara, mengapa eomma bisa mendengarnya? Hah ini sungguh menyebalkan! Kulihat ia mulai mengeluarkan smirk nya. Jinjja! Kenapa semua orang jadi menyebalkan?
“Aku ingin kekamar mandi dulu! ” ucapku dan pergi menuju kamar mandi dikamarku dengan perasaan yang campuraduk. Sesampainya di kamar mandi aku hanya berdiri termenung sambil menyandarkan tubuhku pada tembok kamar mandi.
Namja itu, Park Chanyeol, sampai saat ini aku masih belum sepenuhnya bisa melupakannya. Walaupun aku yang mengakhiri hubungan kami dulu, tetap saja. Mengapa rasanya sulit untuk melupakannya? Padahal kau jelas-jelas sudah disakiti olehnya Byun Baekhyun. Lagipula itukan hanya cinta monyetmu! Dia pasti hanya menganggapmu anak kecil dulu. Sungguh memalukan bila mengingat masa lalu. Aku bahkan yang memaksanya untuk menjadi namjachinguku dulu. Haaa tidak...
=====FLASHBACK=====
Oppa, jadilah namjachinguku. Aku tidak mau tahu apa jawabanmu, yang jelas kau harus menjadi namjachinguku. ” ucap seorang yeoja manis dengan seragam SMP nya yang melekat manis ditubuhnya pada salah seorang namja dihadapannya yang terlihat mengenakan seragam SMA. Sontak hal ini membuat namja yang di maksud yeoja manis itu mengusap tengkuk lehernya sambil menatap teman-temannya.
“Baiklah. ” jawab namja itu, Chanyeol, yang membuat Baekhyun senang bukan main dan langsung memeluk Chanyeol spontan.
Gomawo oppa. ” ucap Baekhyun semakin memeluk namjachingu barunya itu erat, namun ia tak mendapat balasan atas pelukannya itu.
=====FLASHBACK END=====
Aish... jinjja. Kau benar-benar memalukan Byun Baekhyun. Dia bahkan dulu tidak membalas pelukanmu sama sekali. Sewaktu pacaran dulu pun ia tidak pernah sekalipun memelukmu apalagi menciummu. Yang dia lakukan hanya melindungimu layaknya seorang oppa pada yeodongsaengnya. Astaga! Betapa mengenaskannya dirimu.
Tok tok tok
“Baekhyun-ah... kau masih ada disana? ”
Aku sungguh bodoh! Mengapa harus menyukainya dulu? Kenapa bukan menyukai namja yang seumuran saja denganku? Aaaaa ini membuatku pusing! Semua sudah terjadi, aku tidak bisa memutar waktu kembali, dan tidak bisa merubah masa lalu.
Tok tok tok tok
Aish berisik sekali. Kudengar suara ketukan pintu memburu dari luar pintu kamar mandi. Huh! Kalau kebelet kenapa tidak pakai saja kamar mandi lain. Dasar merepotkan.
“Baekhyun-ah. Apa kau baik-baik saja? Baekhyun-ah.” kini dapat kudengar suaranya yang memburu dari luar kamar mandi. Ada apa sih sebenarnya? Lalu akupun berjalan membuka pintu kamar mandi tak lupa memasang wajah sebal padanya.
Wae? ” tanyaku galak.
“Lama sekali kau dikamar mandi! Kau bahkan belum mengerjakan satu soal pun yang kuberikan padamu. Apa saja kerjaanmu huh?! ” balasnya tak kalah galak tapi ekspresi yang ditunjukkannya sangat tidak kontras dengan nada suaranya yang terdengar khawatir? Aish... siapa peduli! Ini benar-benar membuatku gila!
“Aaa... kau benar-benar membuatku gila. ” teriakku sambil mengacak rambutku frustasi. “Kau sadar tidak sih? Soal yang kau berikan itu sulit! Aku pusing hanya melihatnya saja!”
“BYUN BAEKHYUNNNN... SEKALI LAGI EOMMA MENDENGARMU BERTERIAK PADA GURU PRIVATMU LAGI, EOMMA TIDAK AKAN SEGAN-SEGAN MEMBUANG KOLEKSI CD MU SEKARANG JUGA. ” teriak eomma lagi dari lantai bawah yang menambah tingkat kejengkelanku.
ARASSEO EOMMAAAAA” teriakku sekuat tenaga yang kuakui cukup memekakan telinga siapa saja yang berada didekatku.
“Ya! Kau... ” ucap namja itu tertahan karena aku langsung memberikan tatapan tajam kearahnya. Tak lama kurasakan ia merangkul bahuku dan menuntunku menuju tempat belajar kami tadi. Aku hanya menurut saja karena aku sudah lelah! Lelah secara fisik maupun mental. Eomma bahkan tak mengerti aku, tak tahukah ia bahwa ia salah mencari guru privat untukku? Huuu uuu salahku juga waktu dulu kami berpacaran aku tak bilang pada eomma dan appa. Kalau tau yang menjadi guru privatku adalah mantan pacarku, mereka pasti tak akan memintanya. Haaa... pabo ya.
“Aku tidak menuntutmu untuk mengerjakan semuanya. Kau hanya perlu mengerjakan soal-soal yang kau anggap mudah. Tapi jangan semua soal tak kau kerjakan seperti ini. ” ucapnya yang kurasakan terdengar melembut. Huuuu kenapa aku harus terperangkap dengan soal-soal ini lagi? Kenapa aku harus menjadi peringkat ke 5 dari bawah dikelas? Aaaaaaaa...
================
^u^u^u^u^u^u^u^
================
Tak terasa sudah sebulan berlalu sejak Chanyeol menjadi guru privatku. Ini merupakan rekor terbaru dalam sejarah guru privatku. Biasanya kurang dari seminggu mereka sudah mengundurkan diri. Kekeke tentu saja aku yang membuat mereka mengundurkan diri. Ck, tapi sayang, rasanya sangat sulit untuk membuat Chanyeol mengundurkan diri. Dia... dia... ah yang jelas sudah seminggu ini aku tidak harus belajar dirumahku, melainkan disebuah cafe. Aku bosan hanya belajar dirumahku.
“Aku sudah selesai mengerjakannya. Cepat koreksi!” perintahku padanya, ia pun lalu mengambil buku yang kusodorkan dan mulai mengoreksinya. Sesaat kemudian kulihat ia tersenyum, tersenyum sangattttt manis.
“Cepat bereskan barangmu. Kuantar kau pulang. ” ucapnya yang seketika membuatku gondok.
“HAH? Mwoya? Kita saja baru sebentar. Mengapa kau mau langsung mengantarku pulang. Shireo! ” tolakku yang membuatnya menghela nafas panjang. Aku tahu, ia pasti sedang menahan emosi karena tingkahku.
“Hari ini aku tidak bisa berlama-lama mengajarmu. Aku ada urusan penting. Jadi kita tun... ”
“Terserah katamu tuan. ” potongku cepat dan segera beranjak dari cafe yang kusinggahi. Entah kenapa aku berharap dia akan mengejarku. Konyol memang, kami bahkan sudah bukan sepasang kekasih lagi sejak setahun yang lalu.
Aish... aku pasti sudah gila.
“Angkot” panggilku begitu melihat sebuah angkutan kota yang hampir saja melewatiku. Dengan segera aku memasuki angkot itu dan terserah angkot itu mau membawaku kemana.
Kutatap pemandangan diluar angkot dengan perasaan campuraduk. Kenapa rasa itu masih ada untuknya? Dan kenapa aku masih mengharapkannya untuk kembali padaku? Tapi jelas-jelas itu tak akan terjadi. Aku ingin melupakannya, melupakan semua tentangnya seperti rumah-rumah dan semua yang ada diluar angkot yang berlari menjauhiku.
Ahjussi, kanan! ” ucapku setengah berteriak pada supir angkot itu, tak lama angkot yang kunaiki inipun berhenti. Dengan segera aku turun dari angkot dan membayar biaya transportasiku.
Gomapseumnida. ” setelah angkot itu pergi aku pun mulai melihat kesekelilingku. Asing. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang kulihat saat ini.
“Baekhyunnie, sedang apa kau disini? ” kutatap orang yang menyapaku dan entah kenapa air mataku mengalir begitu saja tanpa kusadari ketika menyadari bahwa orang itu adalah Kris, tetanggaku dulu sekaligus sahabat kecilku yang sudah kuanggap sebagai oppaku sendiri karena dia lebih tua dua tahun dariku. “Oppa
“Apa yang terjadi Baekhyun-ah?”
“Hiks a-aku masih mencintainya Kris-oppa. Aku masih mencintainya. Hiks apa yang harus aku lakukan?” ucapku disela isakkanku. Aku benci mengakuinya, tapi aku memang masih mencintai sosok tinggi menjulang bernama Chanyeol itu.
“Baekhyun-ah...”
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
“Sebaiknya kau lupakan dia Hyun-ah, jika kau seperti ini, kau akan semakin sakit karenanya. Beberapa hari yang lalu aku tidak sengaja melihat Chanyeol masuk kedalam sebuah butik pakaian pengantin bersama seorang yeoja. Kau harus menerima kenyataan bahwa ia akan menikah. Sudah saatnya kau melupakan Chanyeol seutuhnya, Hyun.” Hatiku sakit mendengar penjelasan Kris-oppa barusan. Benarkah? Benarkah Chanyeol akan menikah? Aku masih belum siap menerima ini semua.
“Hyun-ah”
Gwenchana Oppa. Aku... aku memang bodoh! Kenapa aku masih mencintainya? Harusnya aku bisa melupakannya setelah kejadian itu. Ia bahkan tak memberiku penjelasan sama sekali. Harusnya aku bisa melupakannya. Tapi kenapa? Kenapa sulit sekali?” air mata yang sudah kutahan dengan susah payah itupun akhirnya jatuh juga. Rasanya sangat sakit.
================
^u^u^u^u^u^u^u^
================
“Kemarin kau kemana saja? Kudengar dari appa dan eomma mu kau pulang jam 10 malam. Apa itu pantas untuk seorang yeoja eoh? Kau ini sudah kelas 3, sebentar lagi kau akan ujian. Kenapa masih saja suka bermain-main huh?!” ucap Chanyeol dengan suara meninggi dan lagi-lagi ekspresi wajahnya tidak kontras dengan suaranya. Sebenarnya dia itu kenapa sih?
“Sudah selesai? Kau itu hanya guru privatku, untuk apa mengurusi masalah pribadiku?” ucapku tajam dan segera mengalihkan padanganku kearah lain.
“Aku lelah! Kau pulang saja sana!” usirku padanya sambil membuka pintu kamarku, tapi yang kudapati, pintu kamarku ditutup olehnya.
“Kenapa malah kau tutup? Aku lelah, aku ingin istirahat. Cepat pergi kau!” teriakku sambil membuka pintu dan mendorong-dorong tubuh tingginya itu untuk keluar dari kamarku. Sungguh, aku sedang tidak ingin bertemu dengannya dan aku benar-benar sangat lelah!
“Byun Baekhyun! Apa yang kau lakukan pada guru privatmu?” ucap eommaku dengan suara meninggi ketika melihatku yang sedang mendorong-dorong Chanyeol keluar dari kamarku. Aish... kenapa eomma muncul disaat yang tidak tepat.
“Aish eomma~ aku lelah! Aku ingin istirahat! Lagipula sehari tanpa les tidak apa-apakan? Ck, aku heran, kenapa rasanya eomma lebih sayang dia daripada aku yang jelas-jelas anakmu. Aaaaa ini benar-benar membuatku gila!” cerocosku cepat dan segera masuk kedalam kamarku dan menguncinya dari dalam. Bisa kudengar suara eomma yang berteriak-teriak dari luar kamarku. Aish... siapa peduli!
Kurebahkan tubuhku diatas kasur milikku dan mulai memejamkan mata. Sungguh, aku benar-benar lelah. Kalian tahu mengapa kemarin aku pulang jam 10 malam? Itu semua gara-gara aku terlalu memikirkan ucapan Kris-oppa mengenai namja jangkun itu sampai-sampai aku melewatkan 3 halte bis dari yang seharusnya. Alhasil aku harus berjalan berkilo-kilo meter untuk sampai rumahku karena uang yang kubawa saat itu hanya sedikit *setidaknya cukup untuk membayar angkot, 5 mangkuk eskrim, 2 potong chocolate cake, 3 piring mandu, semangkuk ramyun, se-cup coffee latte, dan membayar tiket bus, sisanya hanya tertinggal 1000 won T^T* sebenarnya Kris-oppa sudah mengatakan ia akan mentraktirku, tapi aku menolaknya dan ketika dia berkata akan mengantarkanku pulang, aku juga menolaknya.Apakah aku bodoh karena sudah menolak itu semua? Sesampainya dirumah aku diceramahi oleh appa dan eomma dan mereka tidak memperbolehkanku untuk belajar diluar lagi hiks setelahnya semalaman aku tidak bisa tidur gara-gara memikirkan seorang Park Chanyeol. Hiks, apakah dia benar-benar akan menikah?
^^^^^^^^^^^^^^^
-Baekhyun’s Room -Outside-
AUTHOR PoV
“Hah! Gadis itu... Kapan dia akan berubah menjadi Baekhyun yang dulu? Maafkan dia ya nak Chanyeol. Sepertinya dia belum bisa menerimamu lagi. Eomma heran, kenapa Baekhyun tidak mau jujur pada eomma. Oh iya, apakah noona mu akan segera menikah?”
Ne omoni, noona ku memang akan menikah dalam waktu dekat ini. Bagaimana omoni bisa tahu? Padahal aku belum mengatakannya?”
Eomma tahu dari Kris, sahabat Baekhyun itu. Tadi pagi eomma menelepon nya dan eomma memintanya untuk menceritakan semua yang terjadi antara dia dan Baekhyun kemarin. Awalnya eomma terkejut mendengarnya, Kris mengatakan dia pernah melihatmu bersama seorang yeoja masuk ke dalam sebuah butik pengantin. Sepertinya tebakan eomma benar haha, padahal eomma hanya asal menebak siapa yeoja yang bersamamu itu.” Jelas Ny. Byun yang seketika membuat Chanyeol gelagapan.
“Itu sungguh noona ku omoni, bukan yeoja lain. Sungguh! Omoni tahu sendiri aku hanya sayang pada Baekhyun kan? Aku-”
Eomma percaya padamu. Segeralah utarakan perasaanmu yang sesungguhnya padanya. Dan jelaskan juga kejadian yang membuat hubungan kalian berakhir. Lalu segeralah menikah dan beri eomma cucu. Fuwaaaa eomma jadi tidak sabar menimang cucu.” Potong Ny. Byun dengan wajah berbinar yang membuat Chanyeol membulatkan matanya sempurna. Tak menyangka Ny. Byun begitu antusiasnya sampai-sampai berpikiran sejauh itu. Tak sadarkah ia bahwa putrinya masih duduk di high school?
===============
^u^u^u^u^u^u^u^
===============
 “Kerjakan 20 soal ini dalam waktu setengah jam. Kita lihat berapa banyak yang bisa kau kerjakan dengan benar.” Perintah Chanyeol sambil menyerahkan 20 soal matematika pada Baekhyun yang terlihat shock dengan apa yang didengar dan dilihatnya.
“Apa kau sudah gila? Ba-” protes Baekhyun terpotong karena namja dihadapannya itu malah sibuk melirik jam yang bertengger manis dipergelangan tangannya dan mengucapkan hitungan yang membuat Baekhyun jadi gelagapan.
“Tiga,”
“Hei, kau benar-benar me-” protes Baekhyun terpotong lagi karena Chanyeol tetap melanjutkan hitungannya dan hal ini semakin membuat Baekhyun gelagapan.
“Dua,”
“Ya! Apa aku benar harus mengerjakan ini dalam 30 menit saja? Kau sudah gila ya?” ucap Baekhyun secepat mungkin agar tak terpotong oleh hitungan Chanyeol.
“Satu. Waktu sudah berjalan, segera kerjakan. Dan satu lagi, aku tidak gila.” Ucap Chanyeol tak kalah cepat dari Baekhyun yang membuat Baekhyun bengong karenanya.
“Waktu sudah berjalan 27 detik. Apa kau masih mau bengong saja seperti itu? Jika kau tidak bisa mengerjakan minim 15 soal dengan jawaban benar, kau harus push up sesuai sisa soal yang tak bisa kau kerjakan termasuk jawaban yang salah.” Mendengar pernyataan Chanyeol barusan dengan amat terpaksa Baekhyun segera mengerjakan soal-soal dihadapannya.
“Aish... kau benar-benar gila Oppa. Bilang saja aku harus mengerjakan semua soalnya. 15 soal benar dari 20 soal. Astaga...” guman Baekhyun sangat pelan namun masih terdengar jelas oleh Chanyeol. Bukannya marah tapi Chanyeol malah tersenyum mendengarnya. Karena untuk pertama kalinya setelah setahun berlalu dan mereka bertemu lagi sebagai guru privat dan anak didik, Baekhyun memanggilnya dengan sebutan ‘Oppa’ walaupun Baekhyun mengucapkannya tidak secara jelas. Karena selama ini Baekhyun selalu memanggilnya dengan sebutan ‘kau’.
“Kurang 10 menit lagi.”
“Kau berisik sekali, mengganggu konsentrasiku saja!” sewot Baekhyun tapi mata dan tangannya tetap fokus mengerjakan soal-soal dihadapannya.
“Tapi kau perlu mengetahui berapa sisa waktu yang kau punya.”
“Hah... baik-baik, aku mengerti.”
Now everybody says LA LA ireoke chA~ chA chA ro AH~! sinnandago ya~ lacha lacha lacha ta~
Yeoboseyo? Waeyo noona?” sapa Chanyeol pada orang disebrang sana tanpa memperhatikan Baekhyun yang terlihat sangat terganggu dengan apa yang dilakukannya. Tidakkah ia sadar mengangkat telepon saat anak didiknya sedang mengerjakan soal dengan waktu mepet itu sangat mengganggu konsentrasinya?
“Ah waeyo? Kenapa harus aku lagi? Noona kan bisa mengambilnya sendiri bersama Joonmyeon-hyung. Kalian yang akan menikah kenapa selalu saja merepotkanku?” jawab Chanyeol frustasi. Baekhyun yang mendengar ucapan Chanyeol itupun lalu melambatkan aktivitasnya dan mendengarkan pembicaraan Chanyeol dengan orang diseberang sana dengan seksama, walaupun ia hanya bisa mendengarkan jawaban dari Chanyeol saja, tapi hal ini sungguh menarik perhatiannya.
Berarti bukan Chanyeol yang akan menikah, melainkan noona Chanyeol. A~ jinjja, nan neomu haengbokhae. Batin Baekhyun senang.
“Tapi aku sedang memberi bimbingan pada seseorang noona. Kalau aku menyudahinya bisa-bisa dia melakukan hal bodoh lagi seperti yang kulakukan beberapa hari yang lalu.” Merasa seperti disindir, Baekhyun pun langsung memberikan death glare pada Chanyeol yang kebetulan tengah menatapnya, dan dibalas cengiran imut namja dihadapannya itu.
Noona, aku benci padamu.” Akhir Chanyeol dan segera mematikan sambungan dua arah itu.
“Baekhyun-ah, mianhae. Kita sudahi dulu belajarnya. Eits tunggu, kau jangan marah dulu, jadilah anak penurut hari ini. Sebaiknya kita cepat, sebelum noonaku berubah menjadi nenek sihir.” Ucap Chanyeol yang langsung menyambar tangan Baekhyun untuk ikut bersamanya. Baekhyun yang kaget hanya menurut saja tanpa melawan.
“Omoni, aku pamit menemui noonaku dulu bersama Baekhyun. Kali ini tak akan kubiarkan dia kabur lagi.” Pamit Chanyeol pada Ny. Byun dan dibalas anggukkan oleh Ny. Byun yang seketika membuat Baekhyun membulatkan matanya sempurna.
Bagaimana bisa Chanyeol memanggil eommanya dengan sebutan omoni? Apa eommanya benar-benar menganggap Chanyeol sebagai anaknya? Lalu dirinya? Pikir Baekhyun bertanya-tanya.
“Ne~ hati-hatilah dijalan.” Ucap Ny. Byun yang membuat Baekhyun keheranan bukan main.
^^^^^^^^^^^^^^^
Sudah sepuluh menit berlalu sejak Baekhyun dan Chanyeol meninggalkan kediaman Byun dan tak ada satupun diantara mereka yang memulai pembicaraan, membuat suasana didalam mobil benar-benar terasa sangat canggung. Sebenarnya Baekhyun ingin sekali memulai pembicaraan dan menanyakan berbagai pertanyaan yang kini bersarang diotaknya, tapi ia malu untuk memulainya, mengingat dulu ia yang selalu memulainya terlebih dulu.
“Kau tidak mau memulai pembicaraan dulu?” tanya Chanyeol memecah keheningan diantara mereka berdua yang membuat Baekhyun terkejut.
Y-ye?”
“Memulai pembicaraan seperti yang sering kau lakukan dulu.”
Ani.” Balas Baekhyun singkat dan segera memalingkan wajahnya menghindari kontak mata dengan Chanyeol.
“Baiklah, kalau begitu aku yang akan memulainya. Kim Yejin, dia dulu mantan pacarku sebelum aku bertemu denganmu. Eommanya memintaku untuk bersama Yejin disisa umurnya yang tinggal sebentar. Aku tahu aku salah karena menerimanya tanpa sepengetahuan darimu waktu itu. Dan aku akui, aku masih menyukai Yejin waktu aku bersamamu dulu, karena Yejin memutuskanku tanpa alasan yang jelas. Dan baru kuketahui ketika eommanya memintaku untuk bersama Yejin lagi satu setengah tahun yang lalu.” Jelas Chanyeol dengan pandangan tetap fokus menatap jalanan, sedangkan Baekhyun tak kuasa menahan air matanya. Hatinya benar-benar sakit mendengar penjelasan dari Chanyeol. Jadi apa artinya dulu mereka berpacaran selama dua tahun lebih? Kalau ternyata hanya dirinyalah yang mencintai Chanyeol.
“Aku tahu ini sangat menyakitkan untukmu, tapi kau harus mendengarnya sampai selesai. Beberapa menit sebelum kau memutuskanku, Yejin memintaku untuk memeluknya ,dan tepat saat kau muncul ia sudah pergi untuk selama-lamanya. Aku bingung apa yang harus aku lakukan saat itu, aku tidak mungkin mengejarmu dan membiarkan jasad Yejin begitu saja. Aku tahu, mungkin itu adalah batas kesabaranmu yang terakhir, karena waktu aku bersama Yejin, kami sering tidak sengaja bertemu dengan Kris. Kris pasti mengatakannya padamu kan?”
“Ani. Lagipula itu sudah tidak penting untukku sekarang. Aku sudah cukup mengerti tentang semua ini. Kau tidak pernah sekalipun menyukaiku! Ha, aku sungguh sangat menyedihkan bukan? Untuk apa kau mengatakannya kalau yang kau katakan itu sangat menyakitkan untukku? Hentikan mobilnya sekarang juga, aku ingin turun PARK CHANYEOL!”
“Tak akan kubiarkan kau turun, Byun Baekhyun. Kau tahu? Aku kacau karena mu. Selama ini aku hanya berani menanyakan segala hal tentangmu dari appa dan eommamu. Aku terlalu pengecut untuk menanyakan langsung semua tentangmu. Dan aku memang tidak sepantasnya mendapatkan cinta seorang Byun Baekhyun. Selama setahun ini aku berusaha untuk melupakanmu, tapi aku tidak bisa melakukannya. Karena Byun Baekhyun telah mengisi hati dan pikiran seorang Park Chanyeol. Aku memang tidak pernah mengatakan aku menyukaimu, tapi hatiku mengatakan aku mencintaimu Byun Baekhyun. Dan soal Yejin aku sadar, aku memang menyukainya tapi setelah eomma Yejin memintaku yang ada dipikiranku adalah dirimu. Rasa suka itu sudah berubah Hyun.” Ucap Chanyeol tulus dan tak terasa air mata mulai menggenangi kedua mata indahnya yang siap meluncur membasahi kedua pipinya. Karena takut mengambil resiko yang besar, Chanyeol pun menepikan mobilnya.
Hening sejenak sampai Chanyeol akhirnya memecah keheningan itu. “Apakah kau bisa memberiku kesempatan terakhir untuk bersamamu Baekhyun-ah?” tak ada jawaban dari yeoja disampingnya. Yang ia dapati yeoja itu malah keluar dari mobil. Dan tepat saat pintu tertutup air mata yang menggenang dikedua pelupuk matanya itupun jatuh juga. Ia benar-benar merasa bodoh karena sudah menyia-nyiakan cinta yang diberikan Baekhyun pada dirinya dan ia sudah menyakiti yeoja yang disayanginya itu terlalu dalam, apakah ia masih pantas untuk yeoja itu?
You got a message (MYNAME) You got a message YA LOLOLOLO OH OH, OH NO YA LOLOLOLO DING-A DING-A DING, CHECK IT OUT
Ponsel Chanyeol berbunyi nyaring menandakan ada pesan yang masuk kedalam ponselnya. Tak lama disusul dengan masuknya telepon masuk kedalam ponselnya. Dengan segera Chanyeol menghapus air matanya dan mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang meneleponnya. Ia menduga pasti noonanya yang menelepon dan akan marah-marah padanya karena tak kunjung datang membantunya.
Yeoboseyo, mianhae noona. Aku-”
I Still Love You, Park Chanyeol.” Dan sambungan putus begitu saja. Chanyeol yang mendengarnya langsung mematung dengan ponsel masih menempel manis ditelinganya. Begitu sadar Chanyeol buru-buru memeriksa ponselnya dan ternyata yang meneleponnya itu Baekhyun. Secepat kilat Chanyeol langsung turun dari mobil dan mendapati Baekhyun yang berdiri diseberang jalan tengah tersenyum manis kearahnya dan sedikit melambaikan tangan kearah Chanyeol.
“Baekhyun-ah” panggil Chanyeol dan segera menyeberang jalan tanpa melihat kanan dan kirinya. Ia tak sadar sebuah mobil pengangkut barang tengah melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya.
OPPAAA~” teriak Baekhyun spontan begitu menyadari ada mobil box besar yang melaju cepat kearah Chanyeol. Chanyeol yang mendengar teriakkan Baekhyun itupun malah menghentikan langkahnya dan melihat kearah mobil pengangkut barang itu yang semakin mendekatinya. Dan...
^^^^^^^^^^^^^^^
Duk Ciiiitttt Buk
“CHANYEOL-AH~” teriak seseorang didalam mobil pengangkut barang itu dan segera keluar menghampiri Chanyeol yang tersundul mobil tersebut, padahal supir mobil tersebut sudah mati-matian mengerem mobil tersebut, tapi sepertinya gagal karena masih menyundul sang pejalan kaki itu.
“Chanyeol-ah, gwenchana? Ayo kita segera menepi. Pak supir, Anda bisa ke tempat itu dulu. Nanti saya akan menyusul.” Ucap seseorang yang keluar dari mobil tersebut dan disambut anggukan oleh sang supir. Lalu orang itupun membantu Chanyeol berdiri.
“Ah~ sakit, noona. Aku benci padamu!” guman Chanyeol begitu menyadari siapa yang menyebabkan dirinya hampir saja tertabrak mati sambil mengusap-usap pantatnya yang baru saja mencium aspal jalanan yang keras. Ia bersyukur untung saja ia masih diberi keselamatan.
“Begitu saja sakit, masih untung hanya pantatmu yang mencium aspal. Dasar! Lagipula kau juga sih muncul tiba-tiba.” Omel noona Chanyeol sambil menuntun Chanyeol menuju tepi jalan. Tapi langkahnya terhenti saat mereka berdua berhenti di bahu jalan.
“Baekhyun-ah~” panggil Chanyeol begitu melihat Baekhyun yang masih berdiri diposisinya tadi dan segera menghampiri Baekhyun dan memeluknya. Membuat sang noona heran melihat adiknya tiba-tiba saja memeluk seorang yeoja manis didepan mereka. Dan tepat saat Chanyeol memeluknya, yeoja itu menangis.
“Hiks ku-kukira a-ku akan kehi-langanmu oppa~” dengan susah payah Baekhyun pun mengeluarkan suaranya dan mempererat pelukannya pada Chanyeol, membuat namja itu tersenyum mendengarnya.
Uljima, oppa masih disini bersamamu.” Ucap Chanyeol melepaskan pelukan mereka dan menghapus air mata yang membasahi pipi Baekhyun. Tak lama kemudian Chanyeol mendaratkan ciuman dibibir mungil milik Baekhyun dan terlihat Baekhyun membalas ciuman itu.
Oh My God... my brother.” Jerit hati kecil noona Chanyeol melihat kejadian dihadapannya. “Chanyeol pasti sudah gila, banyak orang yang melihat mereka.” Tanpa melihat lebih lama lagi noona Chanyeol itupun segera menyebrang jalan dan menghampiri mobil Chanyeol yang terparkir rapi disebrang jalan. Membiarkan kedua insan yang tengah memadu kasih itu, sebenarnya ia malu melihat kejadian itu, karena ia belum pernah mengalaminya, padahal ia akan menikah.
“Joonmyeon-oppa, kau jahat.” Guman noona Chanyeol yang ditujukan untuk calon suaminya.
FINISH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar